trigonews.com Flu Tanpa Antibiotik

8 Mei 2011

Flu Tanpa Antibiotik

Posted on 18.21 by Unknown

Flu Tidak Memerlukan Antibiok

FLU
Penyakit Virus yang tidak Memerlukan Antibiotik


Flu, atau influenza, merupakan penyakit virus yang menyerang alat pernafasan atas dan 
datang mendadak. Ia paling sering timbul sewaktu perubahan musim atau cuaca. Dalam 
bentuk yang lengkap ia disertai demam, batuk dan pilek-bersin, juga rasa pegal di otot 
dan tulang. Kadang-kadang dibarengi dengan sakit kepala, diare, atau mual. Yang jelas, 
flu harus dibedakan dari pilek biasa atau pilek alergis. 

Flu maupun pilek biasanya tidak perlu diobati dengan antibiotik karena virus tidak 
mempan antibiotik. Antibiotik hanya kadang-kadang dibutuhkan bila terdapat komplikasi 
infeksi dengan kuman; dan hal ini hanya terjadi sekitar 5% dari semua kasus. 
Ironisnya, menurut statistik, hampir semua penderita yang berobat ke dokter diberi 
antibiotik karena mungkin dokter tidak yakin terhadap ilmunya sendiri. Hal ini 
menimbulkan masalah besar karena pemakaian antibiotik menjadi sangat berlebihan. Ini 
bisa menyebabkan kekebalan kuman dan membuat kuman tubuh yang jinak menjadi ganas. 
Padahal transformasi ini sudah bisa terjadi dalam 3 hari. Akibatnya infeksi virus 
justru terkomplikasi dengan kuman dan flu malah justru berkepanjangan. 

Sebenarnya flu memerlukan pengobatan yang sederhana saja. Penderita harus beristirahat 
dan mengurangi aktivitasnya, termasuk bicara banyak. Olah raga sebaiknya dihentikan 
sementara. Bila disertai demam, penanggulangannya bisa dilihat di rubrik ini bulan 
lalu. Bertentangan dengan pemahaman yang luas beredar di masyarakat, sejak lama 
penelitian telah membuktikan bahwa antibiotik itu tidak mempercepat penyembuhan flu. 
Sebaliknya pemberian obat sederhana saja, yang mengurangkan simtom pilek, batuk, dan 
panas, akan mengurangi gejala dan mengurangi penderitaan. 

Obat untuk flu perlu mengandung campuran obat demam (parasetamol, ibuprofen), komponen 
pilek (efedrin, pseudo-efedrin, atau fenilpropanolamin) untuk mengeringkan hidung, dan 
komponen obat batuk (dekstrometorfan atau noskapin). Bila gejalanya hanya disertai 
demam maka tidak perlu makan semua komponen. 

Bagaimana bila hanya pilek ? Cukup pilih obat bebas yang mengandung komponen pilek 
saja; bila dicampur dengan komponen antihistamin (CTM, misalnya) masih diperbolehkan. 
Pemilihan obat kombinasi tergantung kecocokan individual. Sedangkan membeli antibiotik 
sendiri di pasar betapapun tidak dapat dibenarkan. Soalnya antibiotik digolongkan 
dalam obat berbahaya karena harus dikontrol pemakaiannya (hanya untuk yang benar-benar 
memerlukan). Para dokter yang telanjur salah kaprah tentang penggunaan antibiotik 
dihimbau untuk tidak melakukannya lagi. Alangkah baiknya kalau mereka mau beralih ke 
cara pengobatan yang rasional. 

Efek samping antibiotik yang serius, selain dapat menimbulkan masalah resistensi, 
kadang-kadang dapat menimbulkan kematian. Makan obat yang mubazir karena tidak efektif 
dan dapat menimbulkan reaksi yang berbahaya sebenarnya bertentangan dengan 
pertimbangan manfaat/risiko dalam prinsip pengobatan. Bila seluruh masyarakat terus 
melakukan kekeliruan itu, maka risikonya menjadi sangat besar. Resistensi kuman akan 
menyebabkan hilangnya keampuhan antibiotik pada saat ia benar-benar diperlukan. 

Bagaimana dengan tambahan berbagai obat lain ? Vitamin dan pengencer dahak tidak 
mutlak diperlukan dan perlu dinilai secara individual. Yang perlu diingat, dengan atau 
tanpa antibiotik flu akan sembuh dalam beberapa hari hingga seminggu. Namun bila 
tidak, sebaiknya konsultasikan kepada dokter keluarga Anda. Yang perlu ditentukan 
ialah apakah demam yang diderita itu tidak disebabkan oleh penyakit lain atau apakah 
obatnya perlu diubah? 
Prof. dr. arifin gunawijaya. msc

No Response to "Flu Tanpa Antibiotik"

Leave A Reply

Pengikut