trigonews.com BUMN tak berdaya

5 Mei 2011

BUMN tak berdaya

Posted on 17.05 by Unknown

Entah disadari atau tidak, undangan terbuka Presiden SBY kepada investor AS untuk berinvestasi di Indonesia dalam Konferensi Investasi Overseas Private Investment Corporation (OPIC) ketujuh, di Jakarta, Rabu (4/5/2011) merupakan bentuk keberhasilan penjajahan AS ke Indonesia.

Revrisond Baswir
AJAKAN itu juga sekaligus membuktikan negara sudah gagal mengelola sumber daya alamnya sendiri. Kegagalan itu bisa dinilai dari kinerja perusahaan BUMN yang masih tetap loyo.
“Ini yang tidak dipahami. Justru banyak yang tidak merasa sedang dijajah Amerika. Ini membuktikan negara sudah gagal menyejahterakan rakyatnya,” tegas pengamat ekonomi dan politik Revrisond Baswir kepada Monitor Indonesia, Rabu (4/5/2011).
Dikatakan Baswir, pengelolaan sumber daya alam Indonesia seharusnya ditangani langsung oleh perusahaan BUMN. Sedangkan investor asing ditempatkan sebagai pelengkap saja, serta harus tunduk pada skema yang telah ditetapkan.
“Jadi investor itu hanya mengikuti saja, perusahaan BUMN yang di depan. Tapi yang terjadi bukan itu, justru negara lewat BUMN tidak mampu mengelola sumber daya alam yang melimpah ini,” tandas dia.
Kekhawatiran Baswir soal gencarnya investor asing masuk ke Indonesia ini sebenarnya sangat masuk akal. Bahkan, Komisi VI DPR juga pernah memberikan peringatan terkait kepemilikan modal di Indonesia. Sebab, investasi besar-besaran dari luar sangat berpotensi menghilangkan dominasi perusahaan dalam negeri. Ujung-ujungnya, rakyat pulalah yang menjadi korbannya.
Namun, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Mustafa Abubakar telah membantah akan ada dominasi kepemilikan asing dalam BUMN seperti yang dikhawatirkan Komisi VI DPR.

”Dikuasai asing, ini tidak perlu kita khawatirkan,” tepis Mustafa saat melakukan rapat Kementerian BUMN dengan Komisi VI DPR-RI, di Ruang Rapat Komisi VI DPR, Senayan, Jakarta, Senin (6/9/2010) silam.

Dia menambahkan, Kementerian BUMN telah membatasi hal tersebut sejak Green Shoe BNI yang lalu.  ”Dalam green shoe kemarin, kita batasi 70 persen untuk dalam negeri, hanya 30 persen yang boleh dibeli asing,” ungkapnya.

Pembatasan kepemilikan sahan BUMN tersebut bukan hanya untuk Bank BNI saja, namun semua perusahaan BUMN.
“Begitu juga dengan Krakatau steel, Bank BTN dan PP, (Pembangunan Perumahan),” janji Mustafa.
Ishak H Pardosi

No Response to "BUMN tak berdaya"

Leave A Reply

Pengikut