St. Levi Press, Parsoburan, Indonesia

editoril : claudia, klaus, sophia pardosi

Di daerah berbukit hampir seribu dua ratus meter diatas permukaan laut di bagian utara Pulau Sumatera, Parsoburan menyimpan sejarah penting peradaban masyarakat Batak pada umumnya, seratus lima puluh tahun lalu perayaan Paskah telah menjadi bagian kehidupan sosial dari mayoritas penduduk disini, perayaan Paskah merupakan bagian warisan tradisi turunan dari Bangsa Jerman kuno dalam kegemaran menghias telur apabila perayan paskah tiba.

Egg decoration has risen to an art form. (© picture-alliance / dpa)

Telur berwarna-warni dan dihiasi sebagai simbol kehidupan bangkit kembali di musim semi serta bagian klasik dari tradisi Paskah di Jerman. Telur ada di setiap meja, apakah terbuat dari coklat atau berwarna. Telur telah lama dianggap sebagai simbol kesuburan dan kehidupan baru,  dan dimakan dengan nikmat tertentu pada Paskah setelah pantang empat puluh hari (puasa) selama Masa Prapaskah.

Di beberapa daerah telur pertama yang ditemukan dianggap penting. Biru adalah sial, merah akan membawa tiga hari keberuntungan. Hobi favorit bagi anak-anak adalah telur dekorasi rebus ayam 'untuk sarapan di pagi Paskah dan telur ditiup sebagai dekorasi pada "pohon Paskah" atau sebagai hadiah.

(© picture-alliance / dpa)

Bersinggungan dengan tradisi Irlandia, tradisi masyarakat Parsoburan merayakan paskah dengan bertukar telur paskah yang telah terkumpul menjelang hari raya paskah tiba. Penduduk setempat yang mempunyai telur lebih banyak membagikan telurnya kepada penduduk lainnya yang tidak mempunyai telur untuk dimakan pada pesta perayaan itu, berbagi dengan sesama merupakan gambaran harapan akan tumbuhnya kesuburan alam dan kehidupan baru yang lebih baik. Dapat disimak inilah inti dari kutipan sejarah masa lalu pada awal abad masehi  dimulai dan masih saja terasa kental disini. Kepedulian terhadap sesama dengan pengorbanan materi maupun non materil bukan hal mustahil untuk dilakukan demi kelanjutan kehidupan umat manusia.