Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng menyesalkan terjadinya "deadlock" sehingga Kongres PSSI dihentikan tadi malam.
ia mengatakan, pemerintah masih mencari solusi yang lain. Hal itu dikatakan Andi kepada wartawan saat ditemui Kongres PSSI di Hotel Sultan, Jakarta, Jumat 20 Mei 2011 kemarin, tidak menghasilkan apa-apa karena terjadi "deadlock". Merasa tidak kondusif, ketua sidang yang juga ketua Komite Normalisasi, Agum Gumelar, menghentikan kongres. Pemerintah menyesalkan bahwa kongres semalam gagal melakukan pemilihan. Perasaan kami sama dengan seluruh pecinta sepakbola, atas apa yang terjadi semalem," tutur Andi. "Pemerintah sudah mencoba memberi jalan selama ini sehingga kepengurusan lama lengser. Tapi tampaknya konsensus untuk kepengurusan baru belum bisa dilakukan. Pemerintah tak ingin campur tangan soal kepengurusan baru. Itu hak para anggota PSSI sendiri." Saat ditanya apa yang akan dilakukan, Menpora mengatakan pihaknya akan dan sedang berkomunikasi secara khusus dengan ketua umum KONI/KOI, Rita Subowo

, untuk mencari solusi terbaik. "Kita sudah berkomunikasi dengan Pak Agum tadi malam. itulah yang terjadi. Silakan masyarakat buat penilaian. Yang penting sekarang ada solusi terbaik untuk sepakm bola Indonesia. Saya belum bisa nyatakan sekarang. Soal kongres diadakan lagi, ya itu opsi-opsi yang masih kita lihat." Andi menambahkan, pada prinsipnya pemerintah tidak ingin campur tangan. Namun, apabila benang kusut di tubuh PSSI tak kunjung terurai, bukan tidak mungkin pihaknya akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan. "Kita lihat sendiri, ternyata dapat kesempatan untuk membentuk kepengurusan secara bersama-sama pun belum mampu. Dapat konsensus bersama dengan semangat rekonsiliasi, persatuan, juga belum (bisa). “Persoalan mendasar, kepengurusan lama lengser, tapi mencapai konsensus dengan semangat rekonsiliasi itu belum. Masyarakat beri penilaian sendiri. Bagi pemerintah adalah cari solusi," tukasnya. Andi juga berharap kejadian tadi malam tidak menjadikan Indonesia terkena sanksi dari FIFA. "Saya harap tidak ada sanksi.
febry roy ringgo-3art