Situs WikiLeaks membuat geger dunia dengan membocorkan ribuan kawat diplomatik kedutaan besar Amerika Serikat (AS) di seluruh dunia, termasuk dari Indonesia. Dari sekitar 250.000 dokumen yang bocor, kawat diplomatik yang berasal dari Kedutaan Besar Amerika di Jakarta total berjumlah 3.059 buah.
Situs WikiLeaks membuat geger dunia dengan membocorkan ribuan kawat diplomatik kedutaan besar Amerika Serikat (AS) di seluruh dunia, termasuk dari Indonesia. Dari sekitar 250.000 dokumen yang bocor, kawat diplomatik yang berasal dari Kedutaan Besar Amerika di Jakarta total berjumlah 3.059 buah.

pakar teknologi informasi (TI), Onno W Purbo

KALAU AS saja bisa dibobol, apalagi milik pemerintah lainnya. Beberapa waktu lalu, pakar teknologi informasi (TI) Onno W Purbo mengungkapkan situs milik pemerintah maupun Badan Usaha Milik Negara (BUMN) gampang dibobol peretas dunia maya. “Banyak bolongnya,” ujar Onno.

Onno pernah menguji beberapa situs pelat merah setelah ditantang seorang pegawai negeri sipil (PNS) kenalannya. Hasilnya, memang mudah dibobol.

“Kami mudah membuat pintu belakang untuk melihat aktivitas di dalamnya maupun mengambil data-data yang bersifat rahasia,” ujarnya.

Menurut dia, situs yang dibobol itu bisa ditelanjangi informasi yang dikandung dalam server. Biasanya, pemerintah menyimpan informasi di server.”Situs yang berinisial go.id saja rentan, apalagi yang memakai situs komersial,” katanya.

Menurut Onno, situs swasta justru banyak yang lebih kuat. Penyebabnya, swasta terutama perbankan bersedia membayar ahli lebih mahal, sehingga mendapatkan tenaga yang lebih mumpuni. “Sedangkan petugas IT pemerintah jauh dari memadai,” katanya.

Onno mengkritik pemerintah yang lebih memprioritaskan perangkat keras maupun perangkat lunak mutakhir daripada sumber daya manusia. Omongan Ono jadi kenyataan, belum lama berselang, hacker meretas situs resmi kepolisian yang beralamat di www.polri.go.id. Pengunjung diarahkan ke alamat http://www.polri.go.id/backend/index.html yang berisi gambar dua orang mengangkat bendera di atas bukit. Kemudian muncul tulisan berwarna hitam dengan seruan jihad.
jakarta, 20/05/2011
Menkominfo Tifatul Sembiring menanggapi, sedikitnya ada 3 juta situs milik pemerintah dengan domain .go.id yang sudah mengalami pembajakan. “Kita sudah tiga juta kali dihacker,” kata Tifatul Sembiring.

Bagi Tifatul, apa yang terjadi di situs Mabes Polri adalah hal biasa. Tim dari Kemenkominfo sedang membantu dalam proses perbaikan. “Itukan cuma wallpaper dihacker rame banget sih. Biasa mah itu. Ya belum masuk ke dalam. Wall papernya dicoret sedikit. Saat ini sedang diproses,” tambahnya.

Meski begitu, politisi PKS ini meminta semua situs pemerintah meningkatkan pengamanannya. Dia juga siap membantu dalam proses tersebut. “Ini dalam dunia cyber terjadi serangan oleh para hacker, di negara lain juga. Jangankan kita, Pentagon juga dihacker. Ini kita proses, begitu masuk laporan kita cari. Kita juga pernah menemukan hacker anak SMP. Jadi kita juga memasang tim di kementerian termasuk juga mengawasi 24 jam. Jangan ditanya apa saja kerjanya,” tukasnya.

■ Indra Maliara