trigonews.com Jawara Jakarta Pemilik Kursi Istana

25 Maret 2012

Jawara Jakarta Pemilik Kursi Istana

Posted on 23.00 by Unknown

monitorindonesia.com

KONON, kesempatan semua Cagub termasuk calon independen tetap masih terbuka dalam arena Pilgub tahun ini. Berdasarkan hasil survei terakhir, belum ada pun bakal calon pun yang mengantongi separuh dari angka elektabilitas balon Gubernur dari masyarakat.

Pengamat politik Yunarto Wijaya percaya, calon incumbent belum pasti merupakan bakal calon yang terkuat dalam Pilgub DKI tahun ini. Hasil survei yang ada menurutnya, menunjukkan angka elektabilitas tertinggi balon Gubernur hanya mencapai 30 hingga 36 persen. "Sedangkan angka resmi atau angka terkuat itu lima puluh persen plus satu," ujarnya.

Karenanya, Yunarto menilai Foke tak mudah memenangi Pilgub Jakarta. “Menurut saya sesat kalau ada mengatakan Foke pasti menang,” katanya.

Meski beberapa survei menunjukkan Foke meraih suara teratas, menurut dia, hanya berkisar 30 persen saja. Padahal untuk menjadi Gubernur DKI Jakarta minimal 50 persen plus satu suara. “Artinya itu, Foke tidak akan bisa memenangi dalam sekali putaran,” katanya.

Selain itu, survei juga menunjukkan tingkat kepuasan terhadap Foke di bawah 50 persen. Angka tersebut, menujukkan posisinya sebagai incumbent belum aman. “Untuk calon ‘incumbent’ yang aman berdasarkan survei kepuasan kinerja tersebut harusnya di atas 60 persen,” katanya.

Apalagi, sampai saat ini, banyak kegagalan-kegagalan Foke mengelola Jakarta belum dielaborasi para penantang Foke, seperti kemacetan dan banjir. “Kalau ada kontestan yang mampu menerjemahkan dengan baik kegagalan Foke tersebut, menjadi isu yang lebih besar, dan menjadikannya program yang realistis dan jelas, saya menyakini Foke tidak mungkin menang,” tukas Yunarto.

Yunarto menambahkan, banyak masyarakat Jakarta yang saat ini menolak Foke namun diam. “Masyarakat yang diam ini banyak jumlahnya, dan tidak semuanya diam nanti saat pilkada,” papar dia mengingatkan.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Sabang Merauke Circle, Syahganda Nainggolan, berpendapat, Pilgub Jakarta merupakan pemanasan untuk pertarungan di Pilpres 2014. Kata Syahganda, yang berperang dalam pemilihan tahun ini adalah para petinggi partai politik.

"Yang jelas ini adalah pertarungan untuk 2014. Karena, yang main itu level elitnya sudah turun gila-gilaan, baik SBY, Hatta, Ical, dan Megawati. Di sini mereka dibuat sebagai ajang latihannya," katanya.

Syahganda juga melirik hal tersebut dari kombinasi orang-orang yang diturunkan menuju kursi nomor satu di Jakarta. Semisal Hidayat Nur Wahid yang sebetulnya dipersiapkan untuk Pemilu 2014.

"Dengan melakukan kombinasi seperti Ical mengkombinasikan PPP yang berlandaskan Islam dengan PDS yang berlandaskan Kristen kan ini menarik sebetulnya. Termasuk bagaimana Hatta yang memiliki kepentingan Capres 2014 lalu menempel ke PKS dengan menaruh Didik J Rachbini yang berpasangan dengan Hidayat Nur Wahid," demikian Syahganda.

No Response to "Jawara Jakarta Pemilik Kursi Istana"

Leave A Reply

Pengikut